PANDANGAN MASYARAKAT TENTANG BAHAN
TAMBAHAN MAKANAN PENGUAT RASA
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan ilmu
dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang
pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak
positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan,
juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis.
Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan
konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya. Zat aditif adalah
bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut.
Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan R.I No. 392/Menkes/PER/XII/76, yang dimaksud dengan aditif makanan adalah bahan yang
ditambahkan dan dicampurkan sewaktu mengolah makanan untuk meningkatkan mutu.
Termasuk ke dalamnya adalah pewarna, penyedap rasa dan peraroma, antioksidan,
pengawet, pengemulsi, anti gumpal, pemucat, dan pengental. Pada umumnya bahan
tambahan dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:
1. Aditif
sengaja, Aditif sengaja yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan
maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan citarasa, nilai gizi,
dan lain sebagainya.
2. Aditif
tidak sengaja, Aditif tidak sengaja yaitu aditif yang terdapat dalam makanan
jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.
Makanan
jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat,
baik di perkotaan maupun di pedesaan.Konsumsi makanan jajanan di masyarakat
diperkirakan terus meningkat mengingat terbatasnya waktu anggota keluarga untuk
mengolah makanan sendiri.Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah
didapat, serta cita rasayang sesuai dengan masyarakat.
Makanan
olahan buatan pabrik, dari mi instan sampai dengan makanan cepat saji. Dari
keripik kentang sampai dengan makanan di warung-warung tegal, yang biasa
dikonsumsi, terutama pada saat makan siang. Semuanya mengandung bumbu penyedap
atau yang biasa dikenal dengan vetsin atau MSG.Vetsin atau monosodium glutamate
(MSG) adalah salah satu penyedap rasa yang sering digunakan saat memasak untuk
menyedapkan masakan. Setelah diberi sedikit vetsin, makanan dapat menjadi sedap
karena di dalam vetsin itu terkandung asam sodium glutanik (glutanic acid
sodium).
Bila
dilihat dari asalnya, aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin,
asam nitrat, dapat juga disintesis dari bahan kimia. Pada makalah ini, kami
hanya akan menguraikan beberapa zat aditif yang pada khususnya tentang penyedap
rasa dan peraroma.
Hal
ini dimaksudkan agar kita dapat memahami lebih mendalam tentang berbagai senyawa
penyedap rasa dan peraroma dengan rumus molekul dan rumus struktur, pembuatan, penggunaan
serta dampaknya bagi tubuh manusia.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, rumusan masalah dari penyusunan laporan ini adalah :
1. Apa
yang dimaksud zat aditif makanan?
2. Apa
Jenis penyedap rasa dan bagaimana Rumus Struktur dan Rumus Molekulnya?
3. Bagaimana
Pembuatan zat penyedap rasa?
4. Apa
dampak zat penyedap rasa bagi tubuh manusia?
5. Bagaimana perilaku masyarakat terhadap makanan
yang Mengandung zat penyedap rasa?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan ini bertujuan untuk Mengetahui:
1. Pengertian
zat aditif makanan?
2. Jenis
penyedap rasa, rumus struktur dan rumus molekulnya?
3. Pembuatan
zat penyedap rasa?
4. Dampak
zat penyedap rasa bagi tubuh manusia?
5. Perilaku
masyarakat terhadap makanan yang mengandung zat penyedap rasa?
II.
DASAR
TEORI
A.
Zat
Aditif Makanan
Bahan
tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan
dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa,
tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan
nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.
Zat
aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk
tersebut. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan
pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk
mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses
pengolahan.
Pada
awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang
selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak
menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi,
jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih
besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri
makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan
baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat
aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping
misalnya: gatal-gatal, dan kanker.
B.
Jenis
penyedap Rasa, Rumus Struktur dan Rumus Molekulnya
1.
Monosodium
Glutamat (MSG)
Gambar:
Rumus Struktur MSG
Rumus molekul : C12H22O11.2H2O
Mononatrium glutamat yang juga disebut monosodium
glutamat (MSG) adalah kombinasi ikatan garam natrium dari asam glutamat yang
berfungsi sebagai penguat rasa makanan. Kandungan MSG biasanya terdapat dalam
beberapa jenis makanan, terutama bumbu penyedap rasa dan sebagian snack untuk
cemilan sehari-hari.
Monosodium Glutamat (MSG) atau biasa di sebut metcin
memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan
itu sebernarnya tidak membrikan rasa gurih yang berarti. MSG dapat digunakan
dalam berbagai makanan yang memiliki rasa gurih termasuk daging, ikan, berbagai
sayuran, berbagai saus, berbagai sup dan berbagai bumbu. MSG menimbulkan
gabungan rasa yang baik antara rasa asin dan asam.
MSG, yang terdiri dari air, sodium, dan glutamat ini
mudah didapat dan harganya pun murah. Sehingga sering membuat kita lupa akan
adanya efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi MSG ini. Di dalam MSG, yang
berperan dalam memberikan rasa lezat pada makanan adalah glutamat. Glutamat
merupakan asam amino yang secara alami terdapat pada semua bahan makanan yang
mengandung protein, misalnya keju, daging, susu, ikan, dan sayuran. Glutamat
juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme
tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata membutuhkan kurang lebih 11 gram
glutamat per hari yang didapat dari sumber protein alam.
2.
Asam
Asetat
Gambar:
Rumus Struktur Asam Asetat
Rumus molekul: CH3COOH
Asam asetat
digunakan sebagai pereaksi kimia
untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%)
dari asam asetat dunia digunakan
sebagai bahan untuk memproduksi monomer
vinil asetat (vynil acetate monomer, VAM).
Selain itu asam asetat juga
digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam
asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka.
3.
Asam
Sitrat
Gambar:
Rumus Struktur Asam Sitrat
Rumus molekul: CH2(COOH)·COH(COOH)·CH2(COOH) atau C6H8O7
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai
zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama
minuman ringan. Kode
asam sitrat sebagai zat aditif
makanan adalah (Enumber) adalah E330. Garam sitrat dengan berbagai jenis
logam digunakan untuk
menyediakan logam tersebut
(sebagai bentuk biologis) dalam
banyak suplemen makanan.
Sifat sitrat sebagai larutan
penyangga digunakan sebagai
pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah
tangga dan obat-obatan. Kemampuan asam sitrat untuk mengkelat logam menjadikannya berguna
sebagai bahan sabun
dan deterjen. Dengan mengkelat logam
pada air sadah,
asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk
busa dan berfungsi
dengan baik tanpa
penambahan zat penghilang
kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukan
ion yang digunakan pada alat penghilang
kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan
penukar ion tersebut
sebagai kompleks sitrat.
Asam
sitrat digunakan di
dalam industri bioteknologi dan obat-obatan untuk
melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses
kemurnian tinggi sebagai
ganti asam nitrat,
karena asam nitrat dapat
menjadi zat berbahaya setelah
digunakan untuk keperluan
tersebut, sementara asam sitrat
tidak.Asam sitrat dapat
pula ditambahkan pada
es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung gelembung
lemak. Dalam resep makanan asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk
4.
Asam
Butirat
Gambar:
Struktur Asam Butirat
Rumus molekul: CH3(CH2)2CO2H Asam butanoat (Asam butirat)
Asam butirat
berguna untuk melawan
infeksi khamir (mikroorganisme yangmelakukan fragmentasi buah menjadi wine)
dengan asam glukonoat.
5.
Kafein
Gambar:
Rumus Struktur Kefein
Rumus molekul: C6H10N4O2
Kafein biasanya aman dikonsumsi dalam jumlah yang
tidak berlebihan. Para ahli menyarankan 200-300 miligram konsumsi kafein dalam
sehari merupakan jumlah yang cukup untuk orang dewasa.
6.
Isoamil
Asetat
Gambar:
Rumus Struktur Isoamil Asetat
Rumus molekul : C7H14O2
Isoamil asetat dalam etanol digunakan sebagai perasa
buatan. Isoamil asetat juga
digunakan dalam test efectivitas
dari transpirator karena zat ini mempunyai
bau yang tajam yang khas dan digunakan dalam eksperiment sebagai
sesuatu yang dapat mendeteksi rendahnya konsentrasi.
Isoamil Asetat juga digunakan sebagai campuran dalam pernis dan nitroselulosa
pernis. Isoamil asetat ada dalam hormon feromon pada lebah madu. Isoamil asetat
dapat digunakan untuk menarik
sekelompok besar lebah madu dalam lingkup kecil.
7.
Amil
Asetat
Gambar: Rumus Struktur
Amil Asetat
Rumus molekul: C7H14O2(CH3COO(CH2)4CH3)
Amil
asetat memiliki aroma yang mirip dengan aroma pisang dan apel yang tidak dapat
dideteksi oleh semua orang.
8.
Asetal
Dehida
Gambar:
Rumus Struktur Asetal Dehida
Rumus molekul: C2H4O
Asetaldehida terdapat
dalam buah-buahan dan kopi yang sudah matang, dan roti segar.
9.
Benzaldehid
Gambar:
Rumus Struktur Benzaldehida
Rumus molekul: C7H6O
Benzaldehida biasanya digunakan sebagai perasa Almond.
10. Menthol
Gambar:
Rumus Struktur Menthol
Rumus molekul: C10H20O
Mentol
merupakan senyawa seperti
lilin, bahan seperti
kristal, bening dan putih
warnanya, yang berbentuk padat dalam suhu ruangan.
11. Butilbutirat
Gambar:
Rumus Struktur Butilbutirat
Rumus molekul: C8H16O2
Digunakan
dalam pemanis buatan
untuk membuat rasa
manis buah terutama nanas. Ini juga terdapat dalam berbagai
buah-buahan seperti apel, pisang, dan strawberry.
C.
Pembuatan
Zat Penyedap Rasa Kimia
1.
Monosodium
Glutamat (MSG)
MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes gula
(molases) oleh bakteri (Brevibacterium lactofermentum). Dalam proses fermentasi
ini, pertama-tama akan dihasilkan asam glutamat. Asam glutamat yang terjadi
dari proses fermentasi ini, kemudian ditambah soda (Sodium Carbonate), sehingga
akan terbentuk monosodium glutamat (MSG). MSG yang terjadi ini, kemudian
dimurnikan dan dikristalisasi, sehingga merupakan serbuk kristal murni, yang
siap dijual di pasar.
2.
Asam
Asetat
Asam asetat diproduksi secara sintesis maupun secara
alami melalui fermentasi bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi asam asetat
dihasilkan melalui jalur alami,
namun kebanyakan hukum
yang mengatur bahwa
asetat yang terdapat dalam cuka
haruslah berasal dari biologis. Dari
asam asetat yang
diproduksi oleh industri kimia,
75% diantaranya diproduksi melalui
karbonilasi metanol.
Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternatif.
3.
Asam
Sitrat
Dalam
proses produksi asam
sitrat yang sampai
saat ini
lazim digunakan, biakan
kapang Aspergillus niger
diberi sukrosa agar
membentuk asam sitrat. Setelah kapang
disaring dari larutan
yang dihasilkan, asam sitrat
diisolasi dengan cara mengendapkannya dengan
kalsium hidroksida membentuk
garam kalsium sitrat. Asam
sitrat di-regenerasi-kan dari kalsium sitrat dengan penambahan asam sulfat.
Cara lain pengisolasian asam sitrat dari hasil
fermentasi adalah dengan ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon senyawa basa
organic trilaurilamina yang diikuti dengan re-ekstraksi dari larutan organic tersebut
dengan air.
4.
Asam
Butirat
Pembuatan asam butirat dengan mengocok
dan mengguncangkan krim
susu hingga tercapai keadaan semipadat. Margarin umumnya dibuat dari
minyak nabati. Kedua jenis bahan
pangan ini merupakan emulsi dengan
tipe yang sama, yaitu fase air
yang berada dalam
fase minyak (water in
oil). Air dan
minyak merupakan cairan yang
tidak saling berbaur
karena memiliki berat jenis
yang berbeda. Untuk menjaga agar butiran minyak tetap tersuspensi di dalam air, pada mentega dan margarine
diperlukan suatu zat pengemulsi
(emulsifier). Bahan yang dapat berperan sebagai pengemulsi antara lain
kuning telur, kasein, albumin, atau lesitin.
Daya kerja emulsifier
didukung oleh bentuk
molekulnya yang dapat terikat pada
minyak maupun air.
5.
Kafein
Menurut Jurnal American Chemical Society, kebanyakan
kopi yang dibuat dengan kadar kafein
rendah dibuat dengan larutan kimia yang
dapat menyerap kafein dari biji kimia.
Atau dapat pula menggunakan tehnik “Swiss Water Process” yaitu menggunakan air
panas dan uap untuk memisahkan kafein dari biji kopi. Selain itu
saat ini sedang diteliti pemanfaatan bioteknologi untuk
penghancuran kafein dalam tanaman
kopi, salah satunya
adalah penggunaan bakteri yang
dipasangkan dengan theophylline,
yaitu senyawa yang
dihasilkan untuk merusak kafein pada
tanaman kopi dan teh. Diharapkan bakteri ini dapat menghancurkan kafein
secara cepat, tetapi
tetap mempertahankan rasa
alami kopi yang nikmat.
6.
Isoamil
Asetat
Isoamil asetat merupakan ester yang dibentuk dari
reaksi antara isoamil alcohol dan asam asetat dengan katalis asam sulfat. Asam
ini dinetralkan, diekstrak, dan hasilnya
dicuci dan kemudian
didistilasi.
7.
Amil
Asetat
Senyawa amil asetat merupakan senyawa ester hasil
kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol. Padahal ester dibentuk dari
isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran dari beberapa pentanol
yang sering menunjukkan sebagai amil asetat.
8.
Asetaldehida
Senyawa ini dihasilkan oleh tumbuhan dalam metabolism normalnya. Asetaldehida
juga merupakan zat antara dalam produksi asam asetat, beberapa ester, dan zat-zat
kimia lainnya.
9.
Menthol
Menthol
merupakan komponen bahan
sintesis organik yang terdapat dalam daun mint dan mint oil. Mentha
arvensis adalah spesies utama dari mint
yang digunakan untuk membuat kristak mentol alami. Species ini adalah tumbuhan pokok
yang utama tumbuh di Uttar Pradesh daerah India.
10. Butil Butirat
Butil butirat merupakan komponen organic yang
dibentuk dari kondensasi asam butirat dan butanol.
D.
Dampak
Zat Penyedap Rasa bagi Tubuh Manusia
1.
Monosodium
Glutamat (MSG)
a. Menurunnya
fungsi otak, Ketika sel-sel neuron di otak menerima senyawa Monosodium Glutamat
(MSG), mereka menjadi sangat bergairah dan meningkatkan impulsnya sampai pada
tingkat kelelahan yang sangat tinggi. Tapi, beberapa jam kemudian neuron-neuron
tersebut mati seakan-akan bergairah untuk mati. Jika banyak sel neuron yang
mati, maka fungsi otak pun bisa menurun, yang tentunya sangat berbahaya bagi
perkembangan otak, terutama anak-anak. Dalam suatu percobaan, anak-anak yang
mengonsumsi sup mengandung MSG dan meminum Nutrasweet (soft drink) darahnya
akan mempunyai tingkat excitotoxin (keracunan) enam kali lebih besar dari
excitotoxin yang menghancurkan hypothalamus neuron pada bayi tikus.Jadi , MSG
dapat menyebabkan menurunnya fungsi otak dan semakin muda anak yang mengonsumsi
MSG, semakin besar bahaya yang dapat ditimbulkan MSG pada otak.
b. kanker,
MSG dapat menyebabkan kanker karena Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat
pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat
karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa
juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan
dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan,
penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian
tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.
c. Alergi,
MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi
juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang
dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti
bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa
penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan
oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid),
serotinin atau bahkan oleh histamine.
d. Hipertensi,
Kandungan natrium di dalam MSG beserta sifat adiktif yang ada pada MSG, dan
sebagai salah satu penyebab hipertensi (tekanan darah tinggi).
e. Obesitas,
MSG mengganggu hubungan endokrin antara meta
thermoregulatory modulators
(neuropeptida dan leptin) dan brown fat. MSG mengurangi thermogenicity
brom fat sambil menekan asupan makanan. Artinya, MSG berpotensi menyebabkan
obesitas bahkan ketika seseorang mengurangi asupan makanan sekalipun.
f. Kerusakan
Retina, Retina adalah suatu lapisan pada mata yang berfungsi menerima cahaya
sebelum diteruskan ke otak untuk diterjemahkan sebagai suatu objek penglihatan.
Berbagai studi telah dilakukan tentang kerusakan retina akibat penggunaan MSG.
MSG dalam dosis tertentu diketahui dapat merusak neuron-neuron (sel-sel saraf)
pada lapisan dalam retina mata.
g. Kerusakan
hipotalamus dan struktur otak lain, sakit kepala (magrain) memperberat keadaan
autisme dan hiperaktifitas, memperberat serangan asma, dan menimbulkan alergi.
h. Diabetes,
Glutamat melakukan ikatan dengan reseptornya di dalam pankreas. Akibatnya,
pankreas akan memproduksi insulin lebih banyak dari biasanya. Dengan dipacunya
produksi insulin, otomatis perombakan kadar gula dalam darah mengalami
peningkatan. “Itulah yang membuat glutamat bisa sebagai salah satu faktor
penyebab diabetes”. Pankreas yang mendapat perlakuan dengan glutamat
mengeluarkan insulin lebih banyak dibandingkan dengan biakan pankreas yang
tanpa glutamat. Inilah yang membuat kelenjar pankreas makin lama mengalami
kerusakan. Dalam keadaan normal, peningkatan insulin berkaitan erat dengan
melonjaknya kadar gula dalam darah. Gula yang berlebih itu, dengan bantuan
insulin, akan dirombak menjadi energi yang kemudian disimpan dalam jaringan
tubuh seperti otot, jaringan lemak, dan hati. Peneliti tersebut menemukan bahwa
efek dari glutamat itu lebih nyata bila dibarengi tingginya kadar gula. Namun,
dalam kadar gula yang rendah pun, pengeluaran insulin masih terus berlangsung
jika kelebihan glutamat.
i.
Kadar kolesterol tinggi tidak selalu
berdampak buruk bagi kesehatan.
j.
asam sitrat kering ataupun larutan asam
sitrat pekat dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.
k. Konsumsi kafein
secara berlebihan dapat
menimbulkan berbagai masalah, seperti warna gigi yang berubah menjadi coklat
atau gelap, bau mulut.
l.
Kafein dapat memicu munculnya serangan
sakit kepala migren pada individu yang rentan.
E.
Alternatif
Bahan Penyedap Rasa Alami
Selain MSG, vitsin atau micin, anda bisa mencoba
menggantinya menggunakan bahan-bahan alami lainnya seperti:
1. Bawang
putih
Memarkan bawang putih yang telah dikupas, dan tumis
dengan sedikit minyak hingga layu, sebelum memasukkan bahan-bahan lainnya.
Bawang putih juga bisa dihaluskan, kemudian ditumis agar lebih merata dengan
bahan lainnya.
2. Udang,
teri atau ebi
Makanan laut memiliki ‘vetsin’ alami dalam tubuhnya,
menghasilkan rasa gurih dan nikmat baik ketika dimasak sendiri ataupun
dicampurkan ke dalam bahan lain. Untuk udang, teri atau ebi kering, bisa
mengeringkannya dengan oven, kemudian menggerusnya dengan food processor untuk
mengubah bentuknya menjadi bubuk.
3. Kaldu
ayam atau sapi
Kaldu dari ayam atau sapi paling pas untuk semua
masakan, bisa menggunakan tulang belulang atau daging yang direbus dalam air
mendidih selama beberapa waktu untuk membuat kaldu ini. Tambahkan juga beberapa
sayuran dan rempah agar kaldu semakin lezat.
4. Gula
pasir
Sudah bukan rahasia jika gula pasir bisa menjadi
pengganti MSG. Tambahkan sedikit saja gula pasir ke dalam masakan, maka rasa
gurih masakan justru akan keluar. Jangan terlalu banyak ya, agar masakan tidak
menjadi manis.
5. Sosis
sapi
Tidak ada kaldu dan tidak mau repot dengan daging
mentah, bisa menggunakan sosis sapi. Iris tipis-tipis dan campurkan ke dalam
masakan anda. Sosis sendiri sudah mengandung garam, kaldu sapi dan juga sedikit
MSG, sehingga bisa menambah cita rasa masakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahardian,
Putri. 2010. Jurnal Penelitian Penyedap
Rasa dan Aroma. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. tidak di terbitkan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN